Panduan Lengkap Kata Kopula: Contoh, Fungsi, dan Cara Penggunaannya!

Table of Contents

Mengenal Lebih Dekat: Berbagai Contoh Kata Kopula dalam Bahasa Indonesia

Kata kopula, atau sering juga disebut verba kopulatif, itu intinya adalah kata kerja yang fungsinya menghubungkan subjek dengan pelengkapnya (predikat non-verbal). Pelengkap di sini bisa berupa kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), atau frasa lain yang memberikan informasi tentang subjek. Gampangnya, kopula ini kayak jembatan yang menghubungkan ‘apa’ subjek itu atau ‘bagaimana’ subjek itu dengan deskripsinya. Dalam bahasa Inggris, kita kenal “is”, “am”, “are”, “was”, “were” sebagai contoh kopula. Nah, di Bahasa Indonesia juga ada kok kata-kata yang punya fungsi serupa. Memahami kopula ini penting biar kalimatmu jadi lebih jelas dan padat informasinya.

contoh kata kopula

Fungsi utama kata kopula adalah menyatakan identitas, definisi, atau karakteristik subjek. Tanpa kopula, kadang hubungan antara subjek dan pelengkapnya jadi tidak jelas. Kopula membantu membangun kalimat yang mengatakan sesuatu tentang subjek, bukan hanya melakukan sesuatu (seperti verba transitif atau intransitif). Makanya, kalimat dengan kopula seringkali lebih fokus pada deskripsi atau klasifikasi.

Kata Kopula Utama dalam Bahasa Indonesia

Ada beberapa kata yang paling sering kita temui dan berfungsi sebagai kopula dalam Bahasa Indonesia. Masing-masing punya sedikit nuansa atau konteks penggunaan yang berbeda, meskipun terkadang bisa saling menggantikan. Mengenal perbedaan ini bakal bikin tulisan atau ucapanmu makin tepat. Yuk, kita bedah satu per satu contohnya.

Adalah

Ini dia kopula yang paling umum dan paling serbaguna dalam Bahasa Indonesia. Kata adalah biasanya digunakan untuk menyatakan identitas, definisi, atau keberadaan sesuatu. Paling sering muncul dalam kalimat yang fungsinya mendefinisikan sesuatu atau menyamakan subjek dengan predikatnya. Saking seringnya dipakai, kadang kita nggak sadar kalau itu adalah kopula, saking naturalnya dalam kalimat sehari-hari maupun tulisan formal.

Contoh penggunaan kata adalah:

  • Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia. (Menyatakan identitas/definisi)
  • Cinta adalah perasaan kasih sayang yang mendalam. (Mendefinisikan)
  • Dia adalah anak pertama di keluarganya. (Menyatakan identitas)
  • Kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa setara. (Menyatakan definisi)
  • Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. (Menyatakan identitas/definisi)

Kata adalah ini sangat fleksibel dan bisa dipakai dalam berbagai konteks, baik formal maupun non-formal. Penggunaannya pun relatif mudah, tinggal meletakkannya di antara subjek dan predikat non-verbal. Mayoritas kalimat definisi atau identifikasi akan menggunakan adalah sebagai kopulanya.

Ialah

Nah, kalau kata ialah ini punya fungsi yang mirip banget dengan adalah. Bedanya, ialah cenderung lebih sering digunakan untuk memberikan penekanan pada predikat atau dalam konteks yang lebih formal. Kadang, ialah dipakai untuk menghindari pengulangan kata adalah jika sudah ada di bagian kalimat sebelumnya. Namun, secara makna dasar, ialah dan adalah hampir identik dan sering bisa saling menggantikan, meskipun ialah terasa sedikit lebih kaku atau formal.

Contoh penggunaan kata ialah:

  • Tujuan utama proyek ini ialah meningkatkan kesejahteraan petani. (Menyatakan tujuan dengan penekanan)
  • Pemimpin yang baik ialah dia yang mendengarkan rakyatnya. (Memberi definisi dengan penekanan)
  • Pelajaran yang bisa kita ambil ialah pentingnya kerja sama. (Menyatakan kesimpulan/pelajaran)
  • Yang terpenting dari semua ini ialah kejujuran. (Menekankan predikat)
  • Salah satu hak warga negara ialah mendapatkan pendidikan yang layak. (Menyatakan hak)

Meskipun sering dianggap sinonim, penggunaan ialah lebih pas untuk menjelaskan sesuatu yang sifatnya prinsip, definisi yang lebih definitif, atau penekanan pada hal yang disebutkan setelahnya. Jadi, kalau kamu ingin kalimatmu terdengar sedikit lebih formal atau memberi bobot pada predikatnya, ialah bisa jadi pilihan yang tepat.

Merupakan

Kata merupakan juga berfungsi sebagai kopula, tapi dengan sedikit nuansa yang berbeda dari adalah atau ialah. Merupakan lebih sering dipakai untuk menyatakan bahwa subjek adalah bagian dari suatu kategori, kelas, atau jenis tertentu. Kata ini menunjukkan hubungan “anggota dari” atau “termasuk dalam”. Jadi, jika adalah cenderung menyatakan identitas (A adalah B), merupakan lebih sering menyatakan klasifikasi (A merupakan salah satu jenis B).

Contoh penggunaan kata merupakan:

  • Harimau Sumatera merupakan hewan yang dilindungi. (Klasifikasi, termasuk dalam kategori hewan dilindungi)
  • Buku ini merupakan karya terbaik penulis tersebut. (Klasifikasi/anggota dari koleksi karya terbaik)
  • Senyum merupakan ibadah yang paling mudah. (Klasifikasi, dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah)
  • Rumah adat ini merupakan peninggalan bersejarah. (Klasifikasi, termasuk dalam kategori peninggalan bersejarah)
  • Udara bersih merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. (Klasifikasi, termasuk dalam kategori kebutuhan dasar)

Kata merupakan seringkali bisa diganti dengan “adalah” atau “ialah” tanpa mengubah makna dasar kalimat, tetapi nuansa klasifikasinya akan hilang. Misalnya, “Harimau Sumatera adalah hewan yang dilindungi” tetap benar, tapi “merupakan” lebih kuat menyampaikan ide bahwa Harimau Sumatera termasuk ke dalam kelompok hewan yang dilindungi. Penggunaan merupakan sangat pas ketika kamu ingin mengklasifikasikan atau mengkategorikan subjek.

Yaitu

Kata yaitu fungsinya lebih spesifik, yaitu untuk menjelaskan atau memerinci sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. Yaitu biasanya didahului oleh koma (,) dan digunakan untuk memberikan eksemplifikasi (memberi contoh) atau pemerian (penjelasan lebih lanjut). Kata ini bukan sekadar menghubungkan subjek dengan predikat, melainkan menghubungkan klausa sebelumnya dengan penjelasan atau rincian setelahnya. Meskipun kadang terlihat seperti kopula, fungsinya lebih ke penjelas atau perinci.

Contoh penggunaan kata yaitu:

  • Ada dua jenis kata kerja, yaitu transitif dan intransitif. (Pemerincian/klasifikasi)
  • Dia punya satu hobi, yaitu membaca novel fantasi. (Penjelasan/eksemplifikasi)
  • Kita perlu memperhatikan tiga aspek penting, yaitu kualitas, kuantitas, dan keberlanjutan. (Pemerincian)
  • Kota kelahirannya, yaitu Yogyakarta, selalu dirindukan. (Penjelasan/identifikasi spesifik)
  • Masalah utama kita, yaitu kurangnya koordinasi, harus segera diatasi. (Penjelasan masalah)

Berbeda dengan adalah, ialah, atau merupakan yang berdiri di antara subjek dan predikat utama, yaitu lebih sering digunakan untuk menjelaskan atau merinci bagian tertentu dari kalimat. Kata ini tidak berfungsi sebagai verba utama dalam klausa, melainkan sebagai penghubung dan penjelas. Penggunaannya selalu didahului oleh frasa atau kata yang perlu diperjelas atau dirinci.

Yakni

Sama seperti yaitu, kata yakni juga berfungsi sebagai penjelas atau perinci. Penggunaannya sangat mirip dengan yaitu dan sering bisa saling menggantikan. Yakni juga didahului oleh koma (,) dan fungsinya adalah memberikan detail, contoh, atau penjelasan lebih lanjut mengenai hal yang disebutkan sebelumnya. Kata yakni terkadang terasa sedikit lebih formal atau sastrawi dibanding yaitu, tapi perbedaan penggunaannya sangat tipis.

Contoh penggunaan kata yakni:

  • Pemerintah menetapkan target baru, yakni penurunan angka kemiskinan ekstrem. (Penjelasan target)
  • Dia memiliki keahlian khusus, yakni menguasai tujuh bahasa asing. (Penjelasan keahlian)
  • Mereka berdiskusi tentang isu krusial, yakni masa depan energi terbarukan. (Penjelasan isu)
  • Hasil pertemuan itu adalah kesepakatan penting, yakni kerja sama bilateral di bidang pendidikan. (Penjelasan kesepakatan)
  • Salah satu tantangan terbesar, yakni adaptasi terhadap perubahan iklim, perlu segera dihadapi. (Penjelasan tantangan)

Intinya, baik yaitu maupun yakni berfungsi sebagai kata hubung yang memperkenalkan penjelasan atau rincian. Keduanya bukan kopula dalam arti menghubungkan subjek dan predikat utama seperti adalah, ialah, atau merupakan. Namun, karena sering muncul dalam kalimat yang memberikan definisi atau identifikasi, mereka kadang disamakan. Penting diingat, yaitu dan yakni berfokus pada penjelasan detail dari elemen kalimat sebelumnya, bukan pada fungsi verba utama kalimat.

Perbandingan dan Nuansa Penggunaan

Meskipun adalah, ialah, dan merupakan seringkali bisa saling menggantikan dalam kalimat, ada nuansa yang membedakan ketiganya. Memahami nuansa ini bisa membantu kita memilih kata yang paling tepat untuk konteks tertentu.

Kata Kopula Fungsi Utama Nuansa Penggunaan Contoh Kalimat
Adalah Menyatakan identitas, definisi, eksistensi Paling umum, netral, fleksibel, bisa formal/informal Kucing adalah hewan peliharaan.
Ialah Menyatakan identitas, definisi Cenderung lebih formal, memberi penekanan pada predikat Musuh terbesar kita ialah kemalasan.
Merupakan Menyatakan klasifikasi, keanggotaan Menunjukkan subjek termasuk dalam kategori tertentu Buku itu merupakan sumbangan dari komunitas.

Sementara itu, yaitu dan yakni punya peran yang berbeda:

Kata Penjelas Fungsi Utama Nuansa Penggunaan Contoh Kalimat
Yaitu Memberi penjelasan/pemerincian Paling umum untuk merinci/memberi contoh, didahului koma Ada tiga warna primer, yaitu merah, kuning, dan biru.
Yakni Memberi penjelasan/pemerincian Mirip yaitu, kadang terasa lebih formal Isu penting itu, yakni masalah sampah plastik, dibahas.

Dengan memahami tabel di atas, kamu bisa lebih mudah memilih kata kopula atau penjelas yang paling pas. Misalnya, kalau kamu mau bilang “Dia (termasuk dalam kategori) mahasiswa terbaik”, pakai merupakan akan lebih tepat daripada adalah. Kalau kamu mau mendefinisikan sesuatu secara umum, adalah adalah pilihan paling aman. Kalau mau merinci daftar, yaitu atau yakni jawabannya.

fungsi kata kopula

Konteks Penggunaan Kata Kopula

Kata kopula seperti adalah, ialah, dan merupakan paling sering muncul dalam beberapa jenis kalimat, antara lain:

Kalimat Definisi

Ini adalah fungsi yang paling sering kita lihat. Kopula digunakan untuk menjelaskan arti atau makna dari suatu kata atau konsep. Predikatnya biasanya berupa frasa nomina yang memberikan definisi.

  • Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber alami yang dapat diperbarui. (adalah)
  • Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, ide, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. (merupakan)
  • Sastra ialah karya tulis yang memiliki nilai artistik dan keindahan bahasa. (ialah)

Kalimat Identifikasi

Kopula digunakan untuk menyatakan identitas subjek, biasanya dengan menyebutkan nama, jabatan, atau ciri khas yang mengidentifikasinya.

  • Bapak Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden keenam Indonesia. (adalah)
  • Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia. (merupakan)
  • Dialah ialah orang yang kutunggu sejak tadi. (ialah)

Kalimat Klasifikasi

Seperti sudah dibahas, merupakan sangat kuat fungsinya di sini. Kopula digunakan untuk menempatkan subjek dalam kategori atau kelompok tertentu.

  • Paus biru merupakan mamalia terbesar di dunia. (merupakan)
  • Bahasa Indonesia adalah rumpun bahasa Austronesia. (adalah)
  • Puisi ialah salah satu bentuk karya sastra. (ialah)

Kalimat Deskripsi (dengan kata sifat atau frasa keterangan)

Meskipun tidak seumum menghubungkan dengan nomina, kopula juga bisa menghubungkan subjek dengan kata sifat atau frasa keterangan, meskipun dalam Bahasa Indonesia seringkali verba kopulatifnya dihilangkan atau diganti dengan menjadi. Namun, dalam kalimat dengan predikat adjektiva, adalah kadang bisa muncul, meskipun tidak sekuat di fungsi definisi/identifikasi.

  • Udara di sini adalah sangat sejuk. (Kurang umum/terasa kaku, lebih umum: Udara di sini sangat sejuk)
  • Kondisinya adalah memprihatinkan. (Kurang umum/terasa kaku, lebih umum: Kondisinya memprihatinkan)

Dalam kasus predikat adjektiva atau keterangan, Bahasa Indonesia lebih sering menggunakan konstruksi non-verbal langsung (Subjek + Predikat), atau menggunakan verba lain seperti menjadi, terlihat, terasa, dsb., dibandingkan dengan kopula adalah/ialah/merupakan. Jadi, fokus utama penggunaan kopula-kopula ini memang pada predikat yang berupa nomina atau frasa nominal.

Fakta Menarik Seputar Kopula

Di banyak bahasa, kopula itu penting banget lho. Malah, ada bahasa yang kopulanya bisa dihilangkan dalam kondisi tertentu, seperti Bahasa Indonesia! Misalnya, kalimat “Rumah itu besar” sebenarnya bisa diperjelas dengan “Rumah itu adalah besar” (walau terasa kaku), atau “Rumah itu terlihat besar”. Jadi, fleksibilitas Bahasa Indonesia memungkinkan predikat non-verbal langsung mengikuti subjek tanpa kopula eksplisit dalam banyak kasus, terutama jika predikatnya adjektiva atau keterangan.

Di sisi lain, ada juga bahasa yang punya banyak sekali bentuk kopula tergantung subjek (mirip Bahasa Inggris ‘am’, ‘is’, ‘are’) atau bahkan tenses. Bahasa Indonesia relatif lebih sederhana karena kopulanya tidak berubah bentuk.

Fakta lainnya, dalam linguistik, kopula ini sering jadi topik menarik karena perannya yang ‘kosong’ secara makna leksikal (tidak menggambarkan aksi), tapi sangat vital untuk struktur dan kejelasan kalimat, terutama dalam menyatakan hubungan subjek dan predikat non-verbal. Mereka sering disebut ‘linking verbs’ atau ‘kata kerja penghubung’.

Tips Menggunakan Kata Kopula dengan Tepat

  1. Pilih Sesuai Konteks: Gunakan adalah untuk definisi umum dan identifikasi, ialah untuk penekanan atau konteks formal, dan merupakan untuk klasifikasi atau menunjukkan keanggotaan kategori.
  2. Hindari Pengulangan: Kalau dalam satu paragraf sudah sering pakai adalah, coba variasi dengan merupakan (jika fungsinya pas) atau bahkan ialah jika konteksnya formal.
  3. Gunakan Yaitu dan Yakni untuk Pemerincian: Ingat, yaitu dan yakni bukan kopula utama, tapi penjelas. Mereka dipakai setelah koma untuk memberikan detail atau contoh. Jangan gunakan mereka sebagai pengganti adalah/ialah/*merupakan di antara subjek dan predikat utama.
  4. Perhatikan Struktur Kalimat: Kopula adalah, ialah, merupakan selalu menghubungkan subjek dengan predikat non-verbal (biasanya nomina atau frasa nomina). Pastikan struktur kalimatmu sudah benar.
  5. Jangan Berlebihan: Tidak semua kalimat dengan predikat non-verbal butuh kopula, terutama jika predikatnya adjektiva atau keterangan. “Cuaca cerah” sudah cukup, tidak perlu “Cuaca adalah cerah”. Kopula paling esensial untuk definisi dan identifikasi.

Memahami penggunaan kata kopula ini penting banget lho buat bikin tulisanmu makin presisi dan jelas. Nggak cuma di tulisan formal, di obrolan sehari-hari pun sering kita pakai kata-kata ini tanpa sadar.

Misalnya, saat temanmu bertanya, “Kamu lagi apa?”, dan kamu jawab “Aku lagi nulis artikel”. ‘Nulis’ di sini verba aktif. Tapi kalau temanmu tanya “Dia itu siapa?”, dan kamu jawab “Dia adalah temanku”, nah di sini adalah berperan sebagai kopula. Atau “Buku ini merupakan hadiah darinya”, di sini merupakan menghubungkan buku dengan identitasnya sebagai hadiah.

Jadi, kopula ini ada di sekitar kita dan fungsinya vital dalam membangun kalimat predikatif non-verbal. Mereka membantu kita mendefinisikan, mengidentifikasi, dan mengklasifikasikan subjek dalam kalimat.

struktur kalimat kopula

Untuk memantapkan pemahamanmu, coba buat beberapa kalimat sendiri menggunakan masing-masing kopula: adalah, ialah, dan merupakan. Lalu bandingkan, apakah kamu bisa merasakan perbedaan nuansanya? Latihan seperti ini akan sangat membantu.

Misalnya, pikirkan satu benda di sekitarmu, lalu buat:
- Kalimat definisi tentang benda itu menggunakan adalah.
- Kalimat klasifikasi tentang benda itu menggunakan merupakan.
- (Jika memungkinkan) Kalimat yang memberi penekanan atau kesan formal tentang benda itu menggunakan ialah.

Contoh dengan subjek “Smartphone”:
- Smartphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik multifungsi. (Definisi)
- Smartphone merupakan salah satu gadget paling populer saat ini. (Klasifikasi/keanggotaan kategori)
- (Agak dipaksakan, tapi mungkin bisa) Fungsi utamanya ialah memudahkan komunikasi dan akses informasi. (Penekanan fungsi)

Dengan terus berlatih dan memperhatikan penggunaannya dalam berbagai bacaan, kamu akan semakin mahir menggunakan kata kopula dan penjelas seperti yaitu dan yakni dengan tepat. Bahasa Indonesia itu kaya, dan memahami fungsi setiap kata akan membuka pintu untuk komunikasi yang lebih efektif dan ekspresif.

Demikian penjelasan lengkap tentang contoh kata kopula dalam Bahasa Indonesia. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang jelas dan bermanfaat buat kamu yang sedang belajar bahasa Indonesia atau ingin meningkatkan kemampuan menulis.

Bagaimana menurutmu? Ada contoh lain yang terlintas di pikiranmu? Atau mungkin ada pertanyaan seputar penggunaan kopula yang masih bikin bingung? Jangan ragu untuk berbagi pikiran dan pertanyaanmu di kolom komentar di bawah ya!

Posting Komentar